Postingan

#8. Untuk A. E.

Bagendang, 17 Juni 2022 Malam ini aku berada di ruang kamar ku. Kamar yang sudah ku tata sedemikian rupa agar nyaman untuk ku tinggali. Aku sudah pulang kerumah, masa perantauan ku sudah selesai. Bisa ku bilang saatnya untuk kembali ke dunia nyata. Dunia yang ku huni dengan 1001 problem yang mungkin menghadang didepan. Saat ini aku menyiapkan diriku dan mental ku. Berharap aku bisa melewati jalan yang lebih terjal dan berliku.  Namun apa yang aku tulis malam ini bukan perkara itu. Tapi perkara lain. Sosok seseorang yang tak pernah ku ceritakan dalam blog ku, tetapi akan ku ceritakan dengan tuntas tentang dia disini. Aku ingin sekali menyebutkan namanya, tapi aku khawatir jika nanti dia akan menemukan tulisan ini. Jadi aku hanya akan menyebutkan inisial namanya saja. Inisialnya AE. Panggil dia dengan sebutan kaka AE. Iya aku memanggilnya kaka, karena dia 4 tahun lebih tua di atas ku. Lelaki kelahiran 95. Pertama kali aku mengenalnya sudah lama sekali, waktu aku memasuki semester 7 perku

#7. Setelah Sidang Akhir Itu..

Banjarbaru, 12 April 2022.  Bulan ini sudah memasuki bulan Ramadhan dan aku sendiri masih bertahan di rantauan. Aku masih ingat sekali beberapa waktu lalu aku pernah mengeluh tentang skripsi ku yang tak kunjung selesai, atau mengeluh tentang kapan aku bisa lulus atau lebih tepatnya apakah aku bisa lulus ? Yaps, pertanyaan absurd untuk diriku sendiri. Betapa aku pernah ragu dan menilai buruk diriku, membandingkannya dengan orang lain bahkan yang paling buruk menurutku kehilangan kepercayaan pada diriku sendiri. Aku masih ingat saat pelaksanaan Seminar Proposalku di tanggal 24 September 2021, saat itu aku tahu, aku sadar proses yang berada di depan ku setelah ini pasti akan lebih sulit. Usai pelaksanaan seminar hari itu, aku mulai merancang jadwal pengerjaan penelitianku sedemikian rupa. Aku merancangnya sebagus mungkin, atau mungkin sesempurna mungkin dengan harapan di tahun itu juga aku bisa lulus. Namun, pada akhirnya aku melupakan dalam hidup pasti ada kemungkinan terburuk yang mungk

#6. Takut Tambah Dewasa

Banjarbaru, 15 Maret 2022. Hari ini tepat pukul 22.44 WITA. Aku menulis mungkin sebuah curahan hati. Aku tak bisa menyebutkan bagaimana kabarku sekarang. Terus terang kabarku mungkin tidak baik-baik saja.  Setiap hari semua berjalan biasa, aku menjalani rutinitas sebagai seorang anak muda yang beranjak dewasa. Entahlah, aku tau di dunia ini ada banyak orang yang mungkin bernasib lebih parah dari aku, mungkin ada beberapa orang yang hidupnya tidak seberuntung aku. Jadi, akan sangat tidak bersyukur jika aku menyebutkan kalau aku lelah dengan hidupku.  Usia perkuliahanku sudah masuk semester 10. Penelitian skripsi ku yang melelahkan pun sudah selesai, hanya beberapa persiapan menuju seminar hasil dan sidang akhir. Kemarin sempat terjadi beberapa kendala, pembimbing utama ku ingin aku menyelesaikan jurnal terlebih dahulu sampat mendapatkan surat pernyataan jurnal di terima, baru kemudian bisa seminar. Jujur agak sedikit down karena aku sudah sangat ingin segera lulus. Masalah itu teratasi

#5. Januari Baru Untuk Ku.

Minggu, 16 Januari 2022. Hai, manusia-manusia baik. Apa kabar kalian ? Boleh aku bertanya di usia berapa kalian menemukan tulisan ini. Tulisan yang mungkin tidak terlalu penting, tetapi boleh jadi sangat berharga untukku. Jika kalian menemukan tulisan ini, maka berati kalian telah menjadi saksi beberapa cerita ku.  Aku membuka lembaran baru hari ini, setelah beberapa hari yang lalu aku telah bertekad untuk benar-benar bangkit. Kembali menjadi manusia optimis, kembali menjadi manusia independent, manusia mandiri yang tak butuh lagi perhatian manis, manusia mandiri yang tak perlu lagi janji-janji omong kosong yang memuakan.  Aku merenungi diri sendiri, menyadarkan diriku. Memberikan afirmasi positif kedalam diriku, mencoba untuk kesekian kali menyembuhkan hati sendiri. Berusaha berkompromi agar tidak terus-menerus terpuruk.  Gila yaa, ternyata patah hati semenyakitkan itu, kadang jika kupikirkan kembali dibunuh oleh rasa sepi lebih baik ketimbang dibunuh dengan hati yang tercabik. Sepert

#4. Pertemuan Yang Salah

Kamis, 13 Januari 2022.  Postingan pertama di awal tahun. Judul blog yang mungkin sudah sangat jelas. Jika kalian membaca tulisan ini jangan lupa mampir di postingan sebelumnya yang ku tulis tentang hubungan ambigu. Yaps, cerita di blog kali ini tidak akan lengkap, jika kalian semua tidak membaca tulisan sebelumnya. Meski aku pun tak berharap siapapun menemukan tulisan ini. Ditulisan sebelumnya aku menceritakan perkenalanku bukan dengan orang asing yang secara kebetulan ku biarkan masuk kedalam hatiku. Sekitar 4 bulan proses perkenalan itu terjadi, perasaan yang semula asing sedikit demi sedikit menjadi berbeda. Aku mulai terbiasa dengan dirinya, aku terbiasa dengan telponnya, aku terbiasa mendengar kabarnya, aku terbiasa dengan panggilan manisnya, aku terbiasa dengan hari-hari adanya dirinya. Dia awalnya, iya awalnya.. Manusia yang baik, laki-laki yang perlahan ku terima dengan baik dihatiku yang mungkin sudah berupa kepingan-kepingan sekarang. Alay yaa, tapi begitulah. Perasaan ku pe

#3. Relationship Virtual, Dunia Ambigu ?!

Senin, 27 Desember 2021. Beberapa hari lagi menuju tahun baru. Udah gak kerasa sudah mau 2022 aja yaa.. Malam ini aku menulis tulisan ini sambil dengerin lagu "Ajarkan Aku" dari Arvian Dwi. Liriknya kurang lebih gini.. Ajarkan aku cara tuk melupakanmu Bila membenci mu tak pernah cukup tuk hilangkan kamu Semenjak beberapa tahun belakangan ini corona yang mewabah di seluruh belahan dunia. Segala macam sistem dijalankan secara online, mulai dari pekerjaan, sistem belajar bahkan beberapa pekerja banyak yang harus di rumahkan karena wabah penyakit yang cukup mengerikan. Masuk di tahun 2021, di akhir tahun ini meski kondisi wabah masih dalam penanganan. Segala macam aspek sudah mulai beradaptasi dengan sistem online. Bahkan Relationship. Sekali lagi untuk topik malam ini tidak ada alasan khusus, hanya ingin menumpahkan isi di kepala. Semenjak semua berubah menjadi online, bahkan hubungan yang di bangun oleh dua orang manusia pun ada juga yang berjalan secara virtual.  Marak sekali

#2. Mental, Mental dan Mental. 2021 Era Mental

Minggu, 26 Desember 2021 Sudah di akhir tahun aja yaa.. Postingan sebelumnya sekitar Agustus 2020. Satu tahun aku berhenti total menulis. Kalau ditanya apa alasannya. Entahlah, mungkin aku yang sudah terlalu malas atau mungkin karena prioritas lain yang menuntut untuk segera ku selesaikan.  2021 cukup berjalan mengesankan. Aku berhasil melewati Seminar KP dan Seminar Proposal. Tinggal sedikit langkah lagi untuk bisa segera meraih gelar S.Kom. Aku memberi judul tulisan kali ini mental dan mental. Alasannya ? Percayalah tidak ada alasan khusus kenapa aku memilih untuk menulis dan bercerita malam ini. Aku hanya ingin merasa lega dan baik-baik saja. Tidak akan aku share atau aku publikasikan secara khusus seperti yang aku lakukan biasanya, ketika berhasil menyelesaikan tulisan. Karena hari ini aku sadar, semua yang aku lakukan dulu tidak lebih dari sekedar aku ingin orang lain memberikanku perhatian.  Jika kalian menemukan tulisan ini. Semua coretan katanya tidak lebih dari sekedar ceritak