#4. Pertemuan Yang Salah

Kamis, 13 Januari 2022. 

Postingan pertama di awal tahun. Judul blog yang mungkin sudah sangat jelas. Jika kalian membaca tulisan ini jangan lupa mampir di postingan sebelumnya yang ku tulis tentang hubungan ambigu. Yaps, cerita di blog kali ini tidak akan lengkap, jika kalian semua tidak membaca tulisan sebelumnya. Meski aku pun tak berharap siapapun menemukan tulisan ini.

Ditulisan sebelumnya aku menceritakan perkenalanku bukan dengan orang asing yang secara kebetulan ku biarkan masuk kedalam hatiku. Sekitar 4 bulan proses perkenalan itu terjadi, perasaan yang semula asing sedikit demi sedikit menjadi berbeda. Aku mulai terbiasa dengan dirinya, aku terbiasa dengan telponnya, aku terbiasa mendengar kabarnya, aku terbiasa dengan panggilan manisnya, aku terbiasa dengan hari-hari adanya dirinya.

Dia awalnya, iya awalnya..

Manusia yang baik, laki-laki yang perlahan ku terima dengan baik dihatiku yang mungkin sudah berupa kepingan-kepingan sekarang. Alay yaa, tapi begitulah. Perasaan ku pernah hancur karena masalah keluarga yang mungkin terlalu pahit juga untuk ku ceritakan. Kemudian patah hati parah di masa putih abu-abu dan butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka itu. Sampai hari ini...

Iya hari ini...

Hati yang mulai sembuh dan baik-baik saja itu terluka lagi. Seperti yang kukatakan sebelumnya dia manusia baik, dia membuatku seperti orang paling spesial. Menjanjikan masa depan, mungkin seperti kebanyakan wanita lain inginkan. Pernikahan..

Entah aku yang terlalu polos baru kali ini rasanya setelah sekian lama. 

Aku selalu bertanya-tanya, apakah begini rasanya memiliki seseorang ? atau beginikah rasanya dimiliki oleh seseorang ? sampai semua rasa yang membahagiakan itu berubah, dia perlahan kembali menjadi asing, tidak ada lagi pesan singkat, tidak ada lagi panggilan telpon, tidak ada lagi hal-hal manis untuk saling di ceritakan, semua semakin hambar ditambah hubungan ini berlangsung LDR. 

Seperti yang kalian tahu jarang ada yang berhasil dalam hubungan LDR kan dan itu benar. Dia tidak jahat, aku terluka dengan ekspektasi ku sendiri. Aku terluka dengan perasaan ku sendiri. Pengabaiannya yang mungkin itu hal yan biasa baginya, tapi tidak demikian dengan ku, entah kenapa pengabaian terasa menyesakan. 

Dia tidak jahat, dia hanya menyepelekan setiap kesalahpahaman yang terjadi dengan kami. Dia tidak jahat, dia hanya terlalu sibuk dengan dunianya dan melupakanku. Sekali lagi aku bilang dia tidak jahat, dia hanya berubah dari yang selalu ada hingga menjadi tiada. 

Sudah kukatakan bukan ? Dia tidak jahat. Tidak, dia tidak jahat. Dia hanya berubah. Hanya seorang manusia yang berubah. Dia berhenti memberikan perhatian, dia berhenti untuk menjadi selalu ada, dia berhenti mengkhawatirkan dan dia berhenti untuk segala hal yang sebelumnya dia lakukan. 

Dan aku tidak biasa dengan perubahan itu, aku hanya merasa menyesakan karena rindu dengan sosoknya di awal perkenalan itu. 

Untuk aku yang pertama kalinya terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak tau jelasnya, boleh aku bertanya ? 

Apakah hubungan LDR itu seperti ini ?

Apakah cinta dan pengabaian itu hal yang biasa ?

Apakah aku kurang mengerti ?

Apakah aku salah jika aku meminta ini semua berakhir ?

Apakah permintaanku melukainya ?

Apakah tanggapan ku terlalu berlebihan ?

Apakah permintaan ku untuk perhatiannya hal yang menjijikan ?

Apakah janji pernikahan itu benar ?

Boleh jawab aku ? Jawab semua pertanyaan itu. Aku tidak tahu harus bagaimana, sudah ku katakan dia tidak jahat. Tapi, bersama nya terlalu menyakitkan dan kehilangannya justru menyesakan dengan parah. 

Aku harus bagaimana ? Boleh jawab pertanyaan itu sekarang ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#1. Mari Berkenalan Dengan Kuli Aksara

#8. Untuk A. E.

#5. Januari Baru Untuk Ku.