#8. Untuk A. E.

Bagendang, 17 Juni 2022

Malam ini aku berada di ruang kamar ku. Kamar yang sudah ku tata sedemikian rupa agar nyaman untuk ku tinggali. Aku sudah pulang kerumah, masa perantauan ku sudah selesai. Bisa ku bilang saatnya untuk kembali ke dunia nyata. Dunia yang ku huni dengan 1001 problem yang mungkin menghadang didepan. Saat ini aku menyiapkan diriku dan mental ku. Berharap aku bisa melewati jalan yang lebih terjal dan berliku. 

Namun apa yang aku tulis malam ini bukan perkara itu. Tapi perkara lain. Sosok seseorang yang tak pernah ku ceritakan dalam blog ku, tetapi akan ku ceritakan dengan tuntas tentang dia disini. Aku ingin sekali menyebutkan namanya, tapi aku khawatir jika nanti dia akan menemukan tulisan ini. Jadi aku hanya akan menyebutkan inisial namanya saja. Inisialnya AE. Panggil dia dengan sebutan kaka AE. Iya aku memanggilnya kaka, karena dia 4 tahun lebih tua di atas ku. Lelaki kelahiran 95.

Pertama kali aku mengenalnya sudah lama sekali, waktu aku memasuki semester 7 perkuliahanku. Haha, lama bukan. Dia kebetulan lulusan IT juga tetapi berada di daerah Pasuruan. Aku mengenalnya lewat ibu ku, karena kebetulan saat itu dia bekerja sebagai guru kelas di madrasah yang sama dengan ibu ku. Awalnya aku tak berniat menghubunginya sama sekali tidak, tetapi ibu ku bersikeras agar aku menghubunginya untuk bertanya tentang kuliah atau mungkin peminatan yang akan ku ambil di semester akhir.

Baiklah hari itu aku menghubunginya, pertanyaan ku hanya seputar tentang perkuliahan tidak lebih dan tidak kurang, pesan singkat yang terkesan formal. Yah, dia tidak lebih dari orang asing hari itu. Usai hari itu, aku tidak pernah lagi menghubungi kaka AE. Karena apa pula yang bisa ku bahas bahkan dengan orang yang tidak ku kenal. Lagi pula hidupku berjalan damai dan baik-baik saja di perantauan. 

Tak ada lagi komunikasi semenjak hari itu. Mungkin sekitar 1 tahun lebih aku hanya menyimpan kontaknya sebagai bagian penghuni kontak WA ku yang lain. Namun entah ada angin apa yang membuatku memulai semua percakapan itu. 

Saat itu aku sudah semester 9 dan sedang memasuki proses menuju proposal penelitian. Malam yang suntuk untuk ku, entah malam keberapa hari itu aku bergadang menyusun file-file pendukung untuk penelitian ku dan tidak sengaja aku melihat story di WhatsApp nya, kalau dia juga tengah bergadang dan dengan iseng jari-jari ku membalas story itu yang tidak aku sangka semua berlanjut.

Kami mulai banyak bicara, bertukar cerita dan kabar bahkan usai aku melaksanakan seminar proposal pun aku memberi kabar padanya bahwa aku lolos seminar proposal, haha lucu bukan. Aku tau aku memang terlalu naif untuk memahami keadaan. Entah dari mana datangnya hati, dia mulai ada dan bersemi. Aku mulai menyukainya, tapi aku sadar aku tidak mau bertindak terlalu jauh bahkan pada orang yang aku tidak tau apakah dia juga menyukai ku atau tidak.

Sampai akhirnya aku mengenal sosok orang lain, lelaki yang mematahkan hatiku. Cerita tentang seorang lelaki yang ku tuliskan pada blog ku sebelumnya. Aku sadar aku harus melupakan kaka AE. Aku mulai memberi jarak padanya, berhenti menghubunginya dan mendekat dengan orang lain. Tapi saat aku telah mendekat dengan orang lain, kaka AE kembali masuk dalam hidupku mulai mengirimi ku pesan setiap hari, mengirimkan candaan-candaan lucu yang tidak bisa membuat ku berhenti tertawa. 

Bahkan sesekali dia merayu ku, entah untuk apa dia lakukan semua itu yang aku tahu aku menikmati semuanya. Usaha untuk melupakan pun gagal, sampai akhirnya aku patah oleh lelaki lain yang juga dekat dengan ku dan kaka AE ada disana. Aku tau mungkin ini terkesan jahat membiarkan diriku dekat dengan dua lelaki sekaligus. Namun saat itu aku hanya ingin melupakan kaka AE dan mendekati orang lain yang ternyata juga membuatku patah.

Proses berlanjut, pertemanan kami semakin seru. Dia adalah orang yang tak pernah jengah mendengar cerita ku. Orang yang selalu sabar dengan sikapku, sampai kami bertemu pada satu titik dimana aku mengungkapkan perasaan ku padanya. Aku tak mendapat respon apapun darinya tidak ada pernyataan balik. Tidak ada tanggapan dan aku pikir, oh dia hanya bermain-main padaku.

Kebodohanku adalah membiarkannya melakukan itu. 

Komunikasi masih terus berlanjut, pembicaraan masih berlanjut dengan seru sampai akhirnya aku berhasil sidang akhir dan wisuda, dia masih ada disana sebagai pendengar terbaik semua ceritaku. Aku bahkan masih ingat sebelum wisuda aku menanyakan bagaimana perasaannya padaku, dan ternyata dia juga menyukaiku, dia memiliki perasaan padaku. Namun terlalu malu untuk mengakui kalau dirinya bukan lelaki yang bisa diharapkan karena dia belum mapan, dan dia meminta ku untuk menemukan orang yang lebih baik. Menyakitkan yaa, saat dia menjadi orang yang ku inginkan, tetapi dia malah meminta ku untuk menemukan orang lain.

Apakah kalian tahu berapa lama hubungan itu mulai hingga saat ini.

Kurang lebih hampir 1 tahun berkomunikasi lewat WA dan ketahuilah aku benar-benar mencintainya. Bahkan saat aku tahu dia di pecat dari pekerjaannya aku ingin sekali dia berlari kearahku menceritakan permasalahannya sama seperti apa yang selalu aku lakukan yaitu selalu berlari kearahnya. 

Hingga sampai di hari ini, entah kenapa semuanya menjadi berbeda. Tidak ada lagi pesan singkat, tidak ada lagi cerita. Tidak ada apapun, meski notif darinya masih selalu ku tunggu. Sampai akhirnya aku menyadarkan diriku yang terlalu naif ini. Bisa jadi, perasaannya telah berubah, bisa jadi dia hanya penasaran, bisa jadi 1 tahun ini waktu yang cukup untuk mempertimbangkan siapa dan bagaimana diriku, bisa jadi aku bukanlah orang yang benar-benar dia inginkan.

Maka malam ini, aku dengan ikhlas belajar melepasnya. Belajar ikhlas melupakan semua tentangnya, belajar ikhlas dan melapangkan hati ku jika suatu hari nanti dia menemukan orang lain dan aku yang memandangnya dari kejauhan dengan pandangan bahagia. Akhirnya orang yang sangat ku cintai sudah bahagia. 

Ka, jika kaka menemukan tulisan ini ketahuilah air mata ku tengah jatuh bersahut-sahutan di pipiku. Semuanya menjadi menyakitkan untukku, bahkan memutuskan untuk berhenti menghubungimu, berhenti mengganggu mu menjadi pilihan paling sulit. Aku masih selalu memimpikan bahwa kau yang menjadi ujung jalan di semua ceritaku.

Terimakasih untuk 1 tahun terbaik dari mu. Semoga segera menemukan pekerjaan yang kau inginkan dan semoga menemukan orang terbaik yang benar-benar kau inginkan. 

Satu hal yang ingin ku beritahu, bahwa kau sungguh telah menjadi seseorang yang benar-benar ku cintai. Terimakasih...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#1. Mari Berkenalan Dengan Kuli Aksara

#5. Januari Baru Untuk Ku.