#2. Mental, Mental dan Mental. 2021 Era Mental

Minggu, 26 Desember 2021

Sudah di akhir tahun aja yaa.. Postingan sebelumnya sekitar Agustus 2020. Satu tahun aku berhenti total menulis. Kalau ditanya apa alasannya. Entahlah, mungkin aku yang sudah terlalu malas atau mungkin karena prioritas lain yang menuntut untuk segera ku selesaikan. 

2021 cukup berjalan mengesankan. Aku berhasil melewati Seminar KP dan Seminar Proposal. Tinggal sedikit langkah lagi untuk bisa segera meraih gelar S.Kom.

Aku memberi judul tulisan kali ini mental dan mental. Alasannya ?

Percayalah tidak ada alasan khusus kenapa aku memilih untuk menulis dan bercerita malam ini. Aku hanya ingin merasa lega dan baik-baik saja. Tidak akan aku share atau aku publikasikan secara khusus seperti yang aku lakukan biasanya, ketika berhasil menyelesaikan tulisan. Karena hari ini aku sadar, semua yang aku lakukan dulu tidak lebih dari sekedar aku ingin orang lain memberikanku perhatian. 

Jika kalian menemukan tulisan ini. Semua coretan katanya tidak lebih dari sekedar ceritaku dan pendapatku yang semua ku bagikan secara subjektif.

Kembali kepertanyaan awal kenapa aku memilih tulisan Mental dan Mental.

Aku tidak memperhatikan entah sudah dimulai sejak tahun berapa persoalan mental di gaungkan. Banyak istilah-istilah baru yang aku kenal, seperti overthinking, insecure, mental healt, stress, frustasi dan lain-lain, yaa mungkin dua hal terakhir adalah bahasa yang umum. Tapi, baru sekarang stress atau frustasi tertulis dimana-mana.

Dulu permasalahan overthinking bukan hal umum yang di bahas oleh banyak kalangan. Bahkan kalau aku perhatikan dulu orang-orang cenderung abai masalah overthinking atau kesehatan mental. Pembahasan mental dulu selalu merujuk pada orang gila yang kehilangan kewarasannya.

Namun setelah kuperhatikan 1 tahun terakhir ini. Permasalahan mental menggaung dimana-mana, bahkan beberapa buku pengembangan diri yang kubaca semua membahas tentang itu. Seperti buku karya Alvi Syahrin. Aku membaca 4 buku yang dia tulis.

- Jika kita tak pernah jatuh cinta

- Jika kita tak pernah jadi apa-apa

- Jika kita tak pernah baik-baik sajak

- Insecurity is my middle name.

Hampir semuanya membahas tentang rasa overthinking, mental healt dan perasaan insecure yang kalau diperhatikan semuanya merujuk kepada mental hanya saja dalam konteks yang berbeda-beda. Dari buku pertamanya yang aku baca tentang hubungan manusia, tentang perasaan, tentang permasalahan cinta.

Buku ke-dua membahas tentang masa depan, perasaan takut yang sering kali gagal untuk bisa dikendalikan, takut tentang masa depan. Takut tentang bagaimana kita dan akan jadi seperti apa.

Kemudian busku ketiga membahas tentang kondisi kita yang gak baik-baik aja. Tentang bagaimana manusia harus bersikap saat menghadapi kondisi "gak baik-baik aja"

Sampai di buku terakhirnya untuk tulisanku di hari ini. Membahas tentang insecure, perasaan minder tentang masa depan, tentang fisik, bahkan tentang skill yang kalah dari orang lain. 

Haha, aku sedang tidak ingin membahas detail tulisannya, Aku hanya ingin mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir ini ada banyak tulisan yang membahas tentang mental, ketakutan - ketakutan tentang masa depan.

Dan terus terang aku mengakui.

Aku adalah salah satu dari orang itu.

Salah satu manusia yang sangat sadar, bahwa mentalku pun sedang tidak baik-baik saja. 

Aku ikut-ikut membaca tentang kesehatan mental ini. Dari beberapa buku lain yang aku baca, seorang manusia cenderung akan menganggap dirinya serupa dengan apa yang dia baca atau cenderung mengaitkan sesuatu yang dirasa terhubung dengan dirinya. 

Dan kembali lagi kukatakan aku adalah salah satunya.

Awalnya kupikir mungkin aku seperti itu hanya kecenderungan ku yang mengaitkan diriku dengan apa yang terlihat di sekitarku. Sampai akhirnya ketika ku tela'ah lebih jauh, mentalku memang sedang tidak baik-baik saja. 


Hal yang ingin kuceritakan malam ini adalah mentalku, aku anak bungsu dari 3 saudara. Kaka pertama dan kedua ku sudah menikah dan aku adalah anak terakhir yang masih dibiayai keluarga, hari dimana aku menulis ini adalah hari aku kelelahan dengan duniaku.

Aku kelelahan dengan rutinitasku.

Aku kelelahan dengan beberapa rencana tahun ini yang tidak terlaksana. Contohnya gagal lulus di tahun ini dan aku gak baik-baik aja

Januari nanti mungkin aku akan memasuki semester ke-10 masa perkuliahan ku. Berat rasanya saat aku menyaksikan teman yang lain sudah menyelesaikan pendidikannya. Tidak hanya teman angkatan, tapi juga teman satu sekolah dulu. 

Terus terang aku merasa tertinggal.

Aku tahu dengan baik, hidup bukan tentang perlombaan. Aku tahu dan paham setiap orang berjalan di jalannya masing-masing. 

Aku tahu tidak dibenarkan kalau kita iri dengan pencapaian orang lain. AKU TAHU.

Tapi,

Aku manusia. 


Sangat munafik rasanya saat aku bilang "its okay" "gak papa".

Ditulisan ini aku tidak ingin mengkampanyekan cara atau tips bagaimana menghadapi hal seperti ini, jika kalian membaca tulisanku. Karena aku sendiri gak punya cara untuk melawan perasaan semacam ini. Aku gak punya cara untuk mengatasi perasaanku untuk dengan ikhlas bilang "its okay".


Percayalah buku Alvi Syahrin yang judulnya "Jika Kita Tak Penah Jadi Apa-Apa" adalah buku yang mewakilkan seluruh kegelisahanku dan kalian tahu ? bahkan dengan wejangan tulisan sepanjang itu aku masih belum berhasil memaafkan diriku, aku masih belum bisa ikhlas untuk bilang "its okay" "gak papa".

Terus bagaimana aku menjalani hidupku ?

Jika diantara kalian ada yang membaca tulisan ini hingga selesai dan kemudian bertanya tentang ini. Aku hanya bisa jawab,


Aku tidak melakukan apapun untuk hidupku.

Aku tidak melakukan apapun untuk mengatasi perasaanku.

Tidak juga untuk berhenti menyangkal segalanya.

Tidak ada. 

Tidak ada hal apapun yang kulakukan.

Aku hanya membiarkan semuanya mengalir seperti air.

Membiarkan perasaan ini tetap seperti ini, sampai akhirnya aku lelah sendiri.

Dan memilih menyerah untuk terus iri.

Mungkin saat di titik itu aku akan dengan ringan bilang "its okay"


Membiarkannya semua mengalir apa adanya. Sampai logikaku bertemu dengan hatiku dan kemudian mereka berdamai.     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#1. Mari Berkenalan Dengan Kuli Aksara

#8. Untuk A. E.

#5. Januari Baru Untuk Ku.